Jumat, 21 April 2017

Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-Kant. Ia lahir pada 22 Februari 1788 di Danzig, Polandia. Keluarga Schopenhauer sangat kental dengan tradisi Belanda. Ayahnya, Heinrich Floris Schopenhauer (1747 – 1805) dan Johanna Schopenhauer adalah seorang pengusaha sukses yang mengontrol keluarganya dengan gaya bisnis. Nama Arthur Schopenhauer mencerminkan luasnya jaringan sang ayah dalam perdagangan internasional, sehingga ia memilihkan nama untuk anak pertamanya itu dengan kolaborasi kosa kata Jerman, Perancis, dan Inggris.Lahir di tengah keluarga pengusaha kaya. Schopenhauer dalam diarynya mengatakan, tinggal di Perancis adalah pengalaman paling menyenangkan. Meskipun sejak kecil sang ayah telah mendidiknya dengan bisnis, dan selama dua tahun ia mengikuti kursus dan magang bisnis di Hamburg, namun Schopenhauer merasa bisnis bukanlah jalan hidup yang cocok baginya. Pada usia 19 tahun, ia memutuskan untuk mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. 20 April 1805 adalah hari menyedihkan bagi Schopenhauer, karena sang ayah meninggal dunia, yang diduga kuat akibat bunuh diri.
Pada tahun 1809, Schopenhauer memulai studi di University of Gottingen di bidang Kedokteran, kemudian mengambil Filsafat. Di Gottingen, dia terpikat dengan pandangan seorang “skeptical philosopher”, Gottlob Ernst Schulze (1761 – 1833). Lewat Schulze-lah Schopenhauer mengenal pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Setelah melewati masa studi 2 tahun di Gottingen, Schopenhauer kemudian mendaftarkan diri di Universitu of Berlin. Di sana ia diajar oleh Johann Gottlieb Fichte (1762 – 1814), dan Friedrich Schleiermacher (1768-1834). Di dua universitas ini, Schopenhauer mempelajari banyak bidang keilmuan, antara lain: fisika, psikologi, astronomi, zoology, arkeologi, fisiologi, sejarah, sastra dan syair. Pada umur 25 tahun ia berhasil menyelesaikan disertasi dengan judul “The Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason”. Pada tahun 1813, ia memutuskan pindah ke Rudolstadt, dan pada tahun yang sama ia menyampaikan disertasinya di University of Jena, kemudian dianugerahi gelar doktor filsafat.
Pada tahun 1814, Schopenhauer memulai pekerjaannya sebagai penulis dengan judul bukunya The World as Will and Representation (Die Welt als Wille und Vorstellung), Dunia sebagai Kehendak dan Gagasan. Dia menyelesaikannya pada tahun 1818 dan menerbitkannya setahun kemudian. Pada tahun 1820 Schopenhauer menjadi dosen di Universitas Berlin. Dia menjadwalkan untuk memberikan kuliah yang sama dengan pemikiran filsuf terkenal Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Namun, hanya lima orang yang berminat mengikuti kuliahnya dan dia pun di keluarkan dari akademi tersebut.
Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya. Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam. Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya. Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan. Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal. Buku yang disimpannya itupun diedarkannya. Schopenhauer hidup sendiri. rencana pernikahannya selalu berantakan. Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya. Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”.

Pada tahun 1860, keadaannya mulai memburuk. Dia pun meninggal pada 21 September 1860 karena gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya. Dia meninggal pada usia yang ke-72 tahun.

Pemikiran Arthur Schopenhauer. Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Schopenhauer mengembangkan pemikiran Immanuel Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda pada dirinya sendiri itu bisa diketahui, yakni “kehendak”. Filsafat Schopenhauer hadir sebagai suatu reaksi terhadap filsafat Hegel. Dalam Hegel masih ditemui suatu optimisme rasional; segala ‘Ada’ akhirnya bersifat rasional, bermakna dan dapat dimengerti. Schopenhauer berbeda dalam hal rasionalitas dan kebermaknaan Ada tersebut; dasar ada tidak lagi rasional, melainkan irasional, dan tidak berbentuk kesadaran melainkan ketidaksadaran. Karya utama Schopenhauer, yang membuatnya terkenal, “Die Welt als Wille und Vorstellung” (Dunia sebagai Kehendak dan Presentasi) bermula dengan penilaian tentang hakekat dan batas-batas pemahaman, tetapi tidak dengan pernyataan-pernyataan dogmatis tentang prinsip-prinsip metafisika.

Ia mempengaruhi beberapa filsuf dengan pemikirannya. Bahkan, Hittler mengaguminya. Menurut Schopenhauer, dunia ini adalah representasi ide atau pemikiran kita. Realitas adalah kehendak itu sendiri. Akan tetapi, kehendak itulah sumber penderitaan manusia. Untuk melepaskan diri dari penderitaan, menurut Schopenhauer, kita harus menghilangkan kehendak egoistik, menyerah kepada kosmik, dan menolong sebanyak mungkin orang. Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat. Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan paham filsuf Imanuel Kant. Kekagumannya kepada keduanya itu amat besar. Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut. Pemikiran Arthur Schopenhauer berikut ini, antara lain:



1)     Dunia Sebagai Ide/Gambaran

Schopenhauer melihat dirinya sebagai bocah yang merevolusi Kant’s Copernican, sendirian membawa proyek masternya ke kesimpulan logika. Kant mempunyai argumen bahwa ada sebuah epistemic distingsi di antara dunia yang telah kita alami, dunia yang kelihatannya, dan dunia yang sebenarnya. Kita semua ide atau representasi. “Dunia adalah representasi saya,” tulis Schopenhauer. Schopenhauer membuka buku The World as Will and Representation-nya dengan kalimat, “The World is my idea”. Menurut Schopenhauer, benda yang dapat kita kenal adalah gambaran representasinya.



2)     Kehendak Hidup

Menurut Schopenhauer, ada dua aspek: di luar, yakni representasi, dan di dalam, yakni kehendak. Dunia adalah gambaran/kehendak. Kehendak adalah esensi dari kehidupan ini, kita hanya dapat mengenal dunia sesuai penampilannya kepada kita. Untuk dapat mengenal dunia, kita tidak mempunyai jalan masuk ke sana. Hanya ada satu pintu dan pintu itu adalah kehendak. Menurut Schopenhauer, kehendak itu bisa dimanifestasikan sebagai tubuh kita. Jadi, kita melihat representasi dunia dengan tubuh kita. Sebelum kita melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, terlebih dahulu kita melihat apa yang melatar belakangi pemikiran tersebut.

Di belakang pemikiran Schopenhauer, dapat kita temukan pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Pengaruh Plato tampak pada pandangannya (thing in it- self) , dan Schopenhauer memahaminya sebagai sumber ide. Sedangkan, pengaruh Immanuel Kant dapat dilihat dalam pandangannya dalam dua dunia, yakni dunia noumenal dan fenomenal.  Dari pandangan mengenai pemahaman dunia itu, ada baiknya membahas dunia sebagai ide dan dunia sebagai kehendak.



The world is my idea merupakan kata pembuka dari karya besar Schopenhauer. The world as will and the world is idea. Maksud dari kalimat tersebut dapat dimengerti sangat “berbau”  kantian. Dalam kalimat tersebut, Schopenhauer menegaskan bahwa dunia eksternal yaitu dunia fenomenal, Hanya dapat diketahui melalui sensasi-sensasi atau ide-ide yang dapat kita terima. Disini dapat kita lihat bahwa peran subjek sangat dominan dalam pandangan Schopenhauer mengenai pengetahuan. Hal tersebut tentu dapat dipahami sebagai sebuah penolakan terhadap Dalam matrealisme kenyataan direduksi menjadi materi saja. Dengan menyatakan demikian, Schopenhauer menyangkal matrealisme. Bagaimana orang dapat menjelaskan bahwa pikiran merupakan hasil dari materi, jika kita mengetahui materi dari pikiran. Jika kita mengetahui materi dari pikiran?, Materi tidak pernah berdiri sendiri. Subjek memiliki otoritas atas materi. Tidak akan ada objek tanpa subjek, segala pengetahuan yang terdapat didunia ini merupakan konstruksi subjek. Melalui mata subjek melihat, melalui tangan ia meraba, dan melalui pengertiannya ia mengetahui. Dunia ide tak lebih hanyalah sensasi-sensasi belaka. Mereka tidak akan pernah berdiri sendiri tanpa adanya subjek yang mempersepsi. Dalam hal ini. bagi Schopenhauer dalam menyelidiki sesuatu yang benarnya, yang ditemukan hanyalah: kesan-kesan dan nama-nama. Jadi, dalam dunia fenomenal kenyataan merupakan objek dalam relasinya dengan subjek. Sebuah persepsi dari subjek yang mempersepsi, dengan kata lain dapat menyebutnya dengan Semu.




3)     Keselamatan dari Penderitaan Eksistensi

Bagi Schopenhauer, realitas adalah kehendak itu sendiri spiritual, bukan material – tetapi kehendak adalah penderitaan. Manusia terus-menerus berkehendak, terus berpindah dari kehendak satu ke kehendak yang lain. Menurut Schopenhauer, jalan keselamatan adalah Hindu. Penolakan terhadap nafsu, menghilangkan kehendak, membebaskan manusia dari ilusi dan penderitaan. Solusi dari permasalahan penderitaan ini adalah menghilangkan egoistis kehendak dan menyerah kepada kosmik. Estetika yang dikemukakan oleh Schopenhauer merupakan jalan keluar dari penderitaan, walaupun sifatnya hanya sementara. Penderitaan dalam hidup bisa disembuhkan oleh seni. Manusia yang hidup dalam keadaan patologis, dapat diangkat oleh keindahan seni. Schopenhauer menyebut seni-seni yang dapat mengatasi problem ini, seperti arsitektur, seni lukis, seni pahat atau patung, puisi dan musik. Dan, ia sangat meninggikan seni musik dalam filsafat Kehendaknya. Musik menjadi puncak dari segala bentuk seni yang lain.



4)     Moralitas

Menurut Schopenhauer, pada dasarnya manusia itu egois. Egoisme itulah yang melahirkan penderitaan. Untuk menghilangkan penderitaan itulah manusia harus melepaskan egoismenya, melepaskan diri dari kehendak, dan jalan moralitas adalah salah satu jalan pelepasan kehendak. Manusia harus melepaskan egoismenya dan menolong orang sebanyak yang dia mampu. Tampaknya Schopenhauer sangat terpengaruh oleh agama Hindu.



5)     Schopenhauer, Seks, dan Psikoanalisis

Bagi Schopenhauer, seks adalah “penegasan terhadap kehendak yang paling kuat. Itu kehendak hidupnya yang final dan tujuannya yang paling tinggi”. Oleh karena itu Schopenhauer memandang kelamin sebagai “fokus yang riil dalam kehendak”.



Dalam buku  karya Kumara Ari Yuana: 100 tokoh filsuf Barat abad 6 sampai abad ke-21, Schopenhauer dianggap berjasa karena  mempopulerkan pikiran Immanuel Kant dengan kombinasi unsur Filsafat Timur. Sifat uniknya adalah ia selalu melihat orang lain dengan curiga dan sinis serta kesan umum atas hidup adalah Pesimistik yang tak tergantikan. Hal tersebut tidak menjadikan Ia kehilangan rasa nikmat di dalam banyak hal, antara lain: musik, makanan, anggur, perjalanan, dan tamasya. Ketika merasa bosan, ia akan terlihat gembira dan hidup. Gaya tulisannya mempengaruhi pemikiran Friedrich Nietzsche dan Max Schler serta aliran “filsafat hidup”.







daftar pustaka :

1. http://fitriairmalasari.blogspot.com/2014/01/makalah-filsafat-seni-telaah-pemikiran.html\

2.http://yuliatrisna.blogspot.com/2014/03/arthur-schopenhauer_26.html
3.Maksum,Ali.Pengantar Filsafat.2008.Pengantar Filsafat Dari Klasik hinga Posmoderen.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Sabtu, 08 April 2017

Nama:Arif Adi Wibawa
NIM:20160701171
Kali ini saya akan menceritakan masalah yang saya hadapi dalam kehidupan baik itu di masalalu maupun masalah di masa kini.Sebaik apapun saya menyelesaikan masalah pasti akan ada masalah baru lagi yang akan kita hadapi.Berikut masalah saya yang sering saya alami di kehidupan ini.
1. SERING TERLAMBAT SEKOLAH
         Bagi saya terlambat sekolah bukan hal yang asing karena sebagai pelajar sekolah pasti  pernah mengalami hal yang namanya terlambat sekolah.
. PENYEBAB SERING TERLAMBAT SEKOLAH
CARA MENGATASI TERLAMBAT MASUK SEKOLAH
Bangun tidur terlalu siang.
Tidak tidur larut malam dan bangun sebelum shubuh.
Terlalu lama bermain dijalan.
Segera bergegas pergi sekolah dan bermain disekolah.
Lupa mengatur buku pelajaran hari besok.
Memestikan setiap  malam mengatur jadwal pelajaran hari esok
Tidak ada niat untuk sekolah.
Memantapkan diri sekolah agar masadepan cerah.
Tidak atau lupa memasang/menyetting alarm
Memastikan alaram setiap hari berbunyi
 2. MENINGGALKAN KELAS SAAT PELAJARAN BERLANGSUNG
Sering saya meninggalkan kelas saat KBM (kegiatan belajar mengajar) sedang berlangsung dengan alasan yang tidak masuk akal, karena ingin pergi ke kantin dan juga merasa bosan belajar berlama lama di kelas.Tidak suka dengan gurunya karena cara mengajarnya kurang menarik atau saat pelajaran diajak teman untuk membols.
PENYEBAB MENINGGALKAN KELAS SAAT PELAJARAN BERLANGSUNG
PENYEBAB MENINGGALKAN KELAS SAAT PELAJARAN BERLANGSUNG
Ingin cepat-cepat pergi ke kantin karena lapar.
Sebelum pelajaran pastikan sudah sarapan atau membawa bekal dari rumah.
Merasa bosan terlalu lama dan merasa pelajaran terlalu sulit.
Mengikuti pelajaran dengan sering bertanya agar tidak bosan dan mengerti pelajaran,dapat juga membentuk kelompok belajar.
Ada teman yang mengajak bermain saat pelajaran.
Menolak ajakan yang kurang bermanfaat dan menunaikan kewajiban sebagai pelajar.
Tidak mengerjakan PR.
Segera mengerjakan PR dan tugas begitu diberikan.
Takut atau Tidak menyukai guru yang mengajar.
Mencoba berkonsultasi dengan guru BK.

3.TAKUT KESENDIRIAN DAN TAKUT KEGELAPAN
Sebagai seorang laki-laki haruslah berani akan tetepi saya sendiri akan tetepi saya sendiri memiliki ketakutan yang amat ketika saya dalam keadaan sendiri dan gelap .
PENYEBAB TAKUT KESENDIRIAN DAN KEGELAPAN
CARA MENGATASI TEKUT KESENDIRIAN DAN KEGELAPAN
Merasa hampa dan tidak bias melihat apapun
Mencoba memberanikan diri mengikuti kegiatan yang mennantang diri untuk tahan berada di tempat gelap dan sendiri.
Mengetahui mitos bahwa setan akan dating saat kita sendiri dan berada di tempat yang gelap
Berdoa agar senantiasa dapat perlindungan dari Allah SWT.
Saya tidak tahu
Saya tidak tahu

Dalam kehidupan ini kita sering sekali memperoleh masalah dan mencoba mengatasinya dengan berbagai cara bahkan setelah diatasi sering muncul lagi masalah baru .masalah tak ada henti hentinya datang dari kecil ke besar ,sederhana sampai pada tingkatan" problematika kompleks "katanya akan tetepi sejatinya masalah bersumber dari kita sendiri dari manusia yang tak pernah puas.Apalah daya masalah bagaikan pagi hari yang pasti datang dan harus diakhiri dengan indah dan bijaksana yang terpenting pastikan setiap masalah kamu maknai dan mendewasakanmu 
PEMIKIRAN RENE DESCARTES
Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. bukunya yang terpenting dalam filsafat murni ialah Discours de la methode (1637) danMeditations (1642) kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Didalam buku inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode keraguan descartes (cartesian doubt) metode ini sering juga disebut cogito descartes.

Ia mengetahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokoh-tokoh gereja bahwa dasar filsafat haruslah rasio (akal). Untuk meyakinkan orang bahwa dasar filsafat adalah akal, ia menyusun argumentasi yang amat terkenal. Argumentasi itu tertuang didalam metode cogito.

Idea Terang Benderang
Keraguan Descartes diatas  hanya metode, bukanlah ia ragu-ragu sesungguhnya seperti skepsis. Ia ragu-ragu bukan untuk ragu-ragu melainkan untuk mencapai kepastian. Kepastian yang terdapat pada kesadarab inilah yang di pakai menjadi pangkal pikiran dan filsafatnya. Karena kesadaran ini nampaklah tindakan budi (rasio) dan budi ini menemukan pangkal untuk bertindak dan hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang kepada kebenaran rasio juga yang dapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran. Adapun yang benar itu hanya tindakan budi yang terang benderang yang disebutnya (idees claires et distinctes). Yang tidak dapat di utarakan dengan idea yang demikian itu tidak termasuk kedalam wilayah filsafat. Akan tetapi apa dan siapa yang menjamin bahwa idea itu benar? Yang menjadi jaminan ialah tuhan sendiri. Idea yang terang benderang ini pemberian tuhan sebelum orang itu dilahirkan, idea itu disebutnya idea bawaan.oleh karena itu idea tersebut haruslah benar karena pemberian yang maha benar. Jadi menurut Descartes itu bukanlah hasil pengabstrakan, yang diambil dari yang konkrit, melainkan sudah dimiliki orang waktu dilahirkan. Idea terang benderang itu bekal hidup. Hadiah dari kebenaran sejati.

Maka dari itu menurut Descartes budi atau rasiolah yang menjadi sumber dan pangkal segala pengertian dan budilah yang memegang pimpinan dalam segala mengerti itulah sebabnya aliran ini disebut rasionalisme. Kedaulatan rasio diakui sepenuhnya bahkan dilebih-lebihkan oleh Descartes dengan mengabaikan nilai pengetahuan indra, yang menurut dia kerap kali menyesatkan manusia.

Pengertian Rasionalisme
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. A.R. Lacey7 menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.

Sebab Timbulnya Pemikiran Rasionalisme
Descartes merupakan orang pertama yang memiliki kapasitas filosofis yang sangat dipengaruhi oleh fisika baru dan astronomi. Ia banyak menguasai filsafat Scholastic, namun ia tidak menerima dasar-dasar filfasat Scholastic yang dibangun oleh para pendahulunya. Ia berupaya keras untuk mengkonstruksi bangunan baru filsafat. Hal ini merupakan terobosan baru semenjak zaman Aristoteles dan hal ini merupakan sebuah neo-self-confidence yang dihasilkan dari kemajuan ilmu pengetahuan. Dia berhasrat untuk menemukan “sebuah ilmu yang sama sekali baru pada masyarakat yang akan memecahkan semua pertanyaan tentang kuantitas secara umum, apakah bersifat kontinim atau terputus.”

Visi Descartes telah menumbuhkan keyakinan yang kuat pada dirinya tentang kepastian pengetahuan ilmiah, dan tugas dalam kehidupannya adalah membedakan kebenaran dan kesalahan dalam semua bidang pelajaran. Karena menurutnya “semua ilmu merupakan pengetahuan yang pasti dan jelas.

Pada dasarnya, visi dan filsafat Descartes banyak dipengaruhi oleh ilmu alam dan matematika yang berasas pada kepatian dan kejelasan perbedaan antara yang benar dan salah. Sehingga dia menerima suatu kebenaran sebagai suatu hal yang pasti dan jelas atau disebut Descartes sebagai kebenaran yangClear and Distinct.

Dalam usahanya untuk mencapai kebenaran dasar tersebut Descartes menggunakan metode “Deduksi”, yaitu dia mededuksikan prinsip-prinsip kebenaran yang diperolehnya kepada prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya yang berasal dari definisi dasar yang jelas. Sebagaimana yang ditulis oleh Robert C. Solomon dan Kathleen M. Higgins dalam buku sejarah filsafat, “kunci bagi deduksi keseluruhan Descartes akan berupa aksioma tertentu yang akan berfungsi sebagai sebuah premis dan berada diluar keraguan. Dan aksioma ini merupakan klaimnya yang terkenal Cogito ergo sum “Aku berpikir maka aku ada”.

Pola Pikir Rasionalisme
Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut: Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik. Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.

Di luar konteks religius, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, umpamanya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer.

Dalam membangun filsafatnya Descartes membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai patokan dalam menentukan kebenaran dan keluar dari keraguan yang ada. Adapun persoalan-persoalan yang dilontarkan oleh Descartes untuk membangun filsafat baru antara lain:
Apakah kita bisa menggapai suatu pengetahuan yang benar?
Metode apa yang digunakan mencapai pengetahuan pertama?
Bagaimana meraih pengetahuan-pengetahuan selanjutnya?
Apa tolok ukur kebenaran pengetahuan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Descartes menawarkan metode-metode untuk menjawabnya. Yang mana metode-metode tersebut harus dipegang untuk sampai pada pengetahuan yang benar:
Seorang filosuf harus hanya menerima suatu pengetahuan yang terang dan jelas.
Mengurai suatu masalah menjadi bagian-bagian kecil sesuai dengan apa yang ingin kita cari. Atau jika masalah itu masih berupa pernyataan: maka pernyataan tersebut harus diurai menjadi pernyataan-pernyataan yang sederhana. Metode yang kedua ini disebut sebagai pola analisis.
Jika kita menemukan suatu gagasan sederhana yang kita anggap Clear and Distinct, kita harus merangkainya untuk menemukan kemungkinan luas dari gagasan tersebut.  Metode yang ketiga ini disebut dengan pola kerja sintesa atau perangkaian.
Pada metode yang keempat dilakukan pemeriksaan kembali terhadap pengetahuan yang telah diperoleh, agar dapat dibuktikan secara pasti bahwa pengetahuan tersebut adalah pengetahuan yang Clear and Distinct yang benar-benar tak memuat satu keraguan pun. Metode yang keempat ini disebut dengan verifikasi.

Jadi dengan keempat metode tersebut Descartes mengungkap kebenaran dan membangun filsafatnya untuk keluar dari keraguan bersyarat yang diperoleh dari pengalaman inderawinya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Dr. Fuad Farid Ismail dan Dr. Abdul Hamid,cepat menguasai ilmu filsafat hlm.53
[2] Prof. dr. Ahmad Tafsir.  Filsafat umum, akal dan hati sejak thales sampai capra hlm.129
[3] Prof. I.R. Poedjawijatna. Pembimbing ke arah alam filsafat hlm,237